Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kematian

Kematian rahasia Tuhan yang tidak mengenal usia, kondisi, dan keadaan. Semua yang bernyawa akan mengalami mati dan merasakan dahsyatnya sakratal maut. Sastra agama selalu memberikan pencerahan, nasihat dan pengingat. 

Syair kematian sebagai gambaran dan bentuk pilu saat mendengar kematian. Bahkan dalam lingkungan kerabat yang telah berpulang kepangkuan ilahi menyisakan sedih mendalam. Peristiwa yang akan dialami oleh semua umat, meninggalkan segala aktivitas duniawi. 

Syair kematian tergolong syair agama. Sastra di bidang agama dijadikan sebagai sarana dakwah. Terutama dakwah dalam ajaran Islam. Sastra Indonesia begitu unik. Menghadirkan berbagai pelajaran hidup baik yang tertulis maupun tersirat. Maka dari itu, untuk menulis syair, menebarkan kebaikan bersama. 
Syair agama berikut ini, diharapkan dapat menjadi renungan bersama. Sudah biasa saat membaca syair akan terdiam memaknai, merenung, dan menyebut keagungan Allah. Syair kematian yang ditulis menjadi renungan sebagai pengingat akan ada alam setelah kematian tiba. 

Syair kematian ini ditulis, untuk sekedar bahan bacaan dan menginginkan tentang kematian. Kematian tidak akan ada penghalang dan tidak pula dapat dihindari. Ajal yang telah ditetapkan Tuhan mutlak rahasianya, yang datang tak kenal waktu, tempat dan kondisi. 

Mungkin syair kemarin ini, dapat dimaknai agar hati merasakan betapa sakitnya Sakaratul maut sesuai Firman-Nya. Berikut syair agama berjudul: "Kematian".

Syair Agama
Judul: Kematian

Kehidupan itu hanyalah fana
Tak pernah puas akan harta benda
Hidup di dunia persiapan semata
Menuju kehidupan yang kekal nantinya

Fase hidup jangan terlena
Syarat mati tak kenal usia
Sadar akan kehidupan dunia
Hanya permainan kata Allah Ta'ala

Awal pertama berpindah tempat
Dari dunia menuju akhirat
Sakratal maut pintu yang dahsyat
Tentunya nasib azab dan nikmat

Sudahlah tentu surga neraka
Disaat kita dicabut nyawa
Mata sendiri melihat nyata
Amal ibadah jadi saksinya

Aduhai sakit pilu terasa
Malaikat maut merenggut nyawa
Meminta tolong pada siapa
Jika tiada ilmu di dada

Kini jiwa telah melayang
Tinggallah jasad daging dan tulang
Ketika hidup lalai sembahyang
Kini menyesal sepanjang-panjang

Aduhai badan nasib yang malang
Cahaya matamu sudahlah hilang
Bagaikan remuk sendi dan tulang
Aduh sakitnya bukan kepalang

Tinggallah anak istri tercinta
Harta dan benda tidak dibawa
Hanyalah amal serta imannya
Pembela diri masuk ke surga

Amal sholeh itulah caranya
Dapat menolong dalam kuburnya
Melepaskan ia dari siksanya
Karena berpedoman pada agama.