Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Izin di Kertas Putih

Sahabat pembaca penggemar puisi. Lagi puisi terus tertulis, para perangkai kata menuangkan tinta dan menggoreskan kata demi kata. Izin di Kertas Putih adalah puisi menceritakan para perantau, memberi kabar gembira pada keluarga untuk menyampaikan keinginan berumah tangga. Meminang kekasih pujaan hati atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Begitulah perumpamaan sekapur sirih dari judul puisi izin di kertas putih. Puisi tersebut mengingatkan fase berkirim surat karena lokasi jarak jauh. Merantau merajut asa, bertukar kabar melalui sepucuk surat ditujukan untuk keluarga, dikirimkan lewat kantor pos atau melalui kerabat yang pulang kampung. 

Sepucuk surat mengabarkan keadaan dan kondisi sebelum kedatangan. Sekalian berisi permohonan doa restu. Rasa haru ketika surat disambut kedua tangan orang tua dan membacanya. Surat kemudian disimpan, menunggu kedatangan di waktu yang tepat.
Berkirim surat menjadi kebiasaan masyarakat sebelumnya. Kini lebih mudah berkomunikas melalui gawai. Itulah kisah mengenai puisi berjudul Izin di Kertas Putih. Mengingatkan bahwa waktu berkirim surat menyenangkan. Puisi pun mengangkatnya menjadi syair. Langsung saja, puisi berjudul: IZIN DI KERTAS PUTIH.

Judul: Izin di Kertas Putih
Oleh: Hasbun Doya


Kuasa memanggil

mempertemukan kasih

ibarat bintang dan bulan

Waktu menjawab

tiba saatnya melanjutkan kisah

dari pertemuan kehendak untuk berkiprah

Ku kabarkan dari hati

pertemuan menjalin sumpah

atas nama cinta dan kasih, kehendak sang Ilahi


Izin ku Ayah Ibu

Maafkan.. maafkan aku

belum cukup rasanya membahagiakan

bukan maksud melukai, bukan pula untuk melupakan

tapi waktunya sudah tiba

kehendak-Nya mulai menggerakkan


Maafkan..

maafkan aku, menyampaikan kabar di kertas putih

Sekiranya cara, tidak sesuai

membuat kesedihan yang mendalam

mungkin, inilah langkah terbaik

sekalian aku haturkan

Secarik kertas, ku tulis dengan niat

berisikan maksud dan tujuan

pilihan karena sudah ditangan

Tidak berubah

sebagai jawaban atas doa

Pikiran ku merubah cara

inilah untuk dilakukan

awal menyampaikan, sebatas izin penuh harap

doa dan restu sebelum ku menghadap

memohon dan bersimpuh


Kertas tertulis

terbaca di tangan terbuka

Itulah tanda pamit ku

haru terkesima, terasa di raga

walau jarak dan tempat berbeda

junjung petuah cara di kata

berkah iringi langkah

tiba di titik bahagia

Ku kabarkan dengan santun dan hormat

terima kasih untuk semuanya

sudi kiranya senyuman mengantarkan langkah


Izin di kertas putih

telah ku sampaikan

bukti pamit, berisi pesan

sebatas kabar bahagia dari ku

di awal doa restu terbawa

oleh angin, mengabarkan dan kurasakan

Kertas terlipat di tempat tidur

simpanlah dengan bahagia, tanda dari ku

berlayar mengarungi bahtera

berharap sampai tujuan


Tunggu aku pulang,

menyampaikan langsung dengan bahagia

Terimakasih, ku akhiri kata akhiran

jangan bersedih, kebahagian atas doa mu

memohon petunjuk Ilahi dari secarik kertas

dapatkan ridha selama-lamanya.

Nah, begitulah kisah kiranya dapat diambil pelajaran dan hikmah dari zaman ke zaman. Surat menjadi bagian alat komunikasi, saat ini masih kita jumpai salah satunya dilingkungan instansi. Jika berbicara mengenai surat, indah bukan?

Mungkin, puisi berjudul izin di kertas putih dapat menjadi bahan bacaan dan sarana pembelajaran sekiranya di perlukan. Membaca puisi memiliki rasa dan ketentraman. Begitupun menulisnya begitu mengharukan. Mengumpulkan imajinasi tertuang dalam pena bertinta bersemi di keabadian.