Dahsyatnya Sakaratul Maut, Pelajaran Berharga Tentang Maut
Panas dingin hujan berangin, terngiang-ngiang di angan-angan. Tak kuasa rasanya, menahan sakit sakaratul maut. Saat menyaksikan unggahan dari kanal YouTube Agung Fariezqi dan Penyet 21. Memperlihatkan sakaratul maut yang sangat lama.
Terlihat jelas di menit 04:24-06:30. Video sakaratul maut itu menyakitkan. Apakah sama yang dirasakan para penonton, coba saksikan video sakaratul maut di https://youtu.be/VM08XkJ5Hgw dan https://youtu.be/ylesUnwqGnM sejak menit awal. Begitu mengerikan dan membuat tubuh merinding.
Seseorang tengah sakaratul maut, nampak Kakinya kaku, perutnya seperti menahan sakit sampai ke dada. Sedangkan kepalanya mengangguk-angguk, lidahnya menjulur dengan sesak nafas menahan sakit luar biasa. Na'uzubillahiminzalik, maha benar Allah dengan segala Firman-Nya.
Unggahan sakaratul maut tersebut, juga terdapat seseorang yang meninggal dalam keadaan shalat di masjid. Namun sangat cepat proses sakaratul maut yang dialaminya. Berbeda pula pada seseorang yang sedang sakaratul maut di bagian akhir video yang dikerumuni banyak orang. Sangat lama menahan sakit. Kenapa sakaratul maut bisa berbeda-beda begitu iya?Sakaratul maut ternyata menyakitkan dan tidak dapat disepelekan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW; “Sakitnya sakaratul maut itu, seperti tiga ratus kali sakitnya tusukan pedang”. (HR. Ibnu Abu Dunya). Tak bisa dibayangkan, kena tusuk jarum saja, rasanya kaget-kaget sakit gitu. Apalagi 300x tusukan pedang..!
Kemudian Baginda Rasulullah juga bersabda bahwa; “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek?” (HR. Bukhari).
Imam Ghazali bahkan berpendapat bahwa; “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan dalam perut seseorang. Kemudian seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang tersangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa.”
Imam Ghazali juga mengatakan bahwa; “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut seperti menghujam jiwa dan menyebar keseluruh anggota tubuh sehingga bagi orang yang sedang sekarat merasakan bahwa dirinya ditarik-tarik dan dicabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dan dari setiap akar rambut serta kulit kepala hingga kaki.”
Amalan baik dijelaskan pula dalam surat QS. An-Nahl Ayat 32. Artinya: (yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), "Salamun ‘alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan."
Lalu ayat lainnya mengenai amalan buruk, ada juga ternyata iya. Yaitu; Dan sekiranya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir sambil memukul wajah dan punggung mereka (dan berkata), "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar." (Al-Anfal Ayat 50).
Imam Ghazali bahkan berpendapat bahwa; “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan dalam perut seseorang. Kemudian seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang tersangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa.”
Imam Ghazali juga mengatakan bahwa; “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut seperti menghujam jiwa dan menyebar keseluruh anggota tubuh sehingga bagi orang yang sedang sekarat merasakan bahwa dirinya ditarik-tarik dan dicabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dan dari setiap akar rambut serta kulit kepala hingga kaki.”
Dialah dzat yang mengatur segala urusan dan Dialah yang mengetahui segala yang di langit dan di bumi. Sakaratal maut dalam kematian ialah rahasia Allah dan semua mahluk bernyawa akan mengalaminya. Di jelaskan pula;
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." Itulah terjemahan dalam Bahasa Indonesia Q.S Anbiya Ayat 35.
Sehingga dari ayat tersebut dapat di pahami untuk membedakan antara ujian Tuhan dengan kezaliman. Semua perkara akan diadili dihadapanNya kelak dan akan berkaitan sejak awal proses kematian berlangsung, dimulai dari dahsyatnya sakaratul maut.
Sakaratul Maut sebagai awal yang dirasakan seseorang, dalam meninggalkan segala urusan dunia. Berpisahnya Roh dengan raga, sakitnya luar biasa. Hal itu, terlihat saat menyaksikan seseorang yang tengah sakaratul maut.
Sekujur tubuh menggigil menahan sakit, sakit yang dirasakan setiap orang juga berbeda-beda karena tergantung perangai selama hidup. Tak terkecuali iman di dada. Seperti pada lirik lagu Almh Nike Ardila, "Hanya iman di dada, yang membuat ku mampu harus tabah menjalani. "
Iman akan menentukan menghadapi sakaratul maut. Nabi dan Rasul Allah merasakan sakit saat sakratul maut. Berbagai macam sakaratul maut awal untuk kehidupan selanjutnya yaitu alam kubur. Wow, ngeri-ngeri gimana begitu iya. Di dalam kubur badan terbujur sendirian, gelap dan mencekam. "diri terbungkus kain kafan" Seperti lirik lagu sebujur bangkai, H. Rhoma Irama.
Seandainya sakaratul maut bisa dihindari, hidup bisa leluasa bebas dari ajaran. Misalnya, saat sakaratul maut akan tiba dan melihat malaikat maut datang akan mengambil nyawa, langsung melempar tongkat bagi lansia, atau kaula muda bisa menghindar. Berlari dan bersembunyi di atap rumah, atau ke kebun, ke sawah, bahkan bersembunyi di dalam lemari.
Namun faktanya, tak satupun mahluk yang bernyawa dapat menghindari sakaratul maut. Hal tersebut dijelaskan dalam QS. Qaaf Ayat 19: yang artinya: "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari." Bukan hanya itu, Allah menegaskan juga dengan jelas, dalam QS. Al-Jumu'ah Ayat 8, yang artinya:
Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Kenapa dalam firman Allah mengenai kematian, menyinggung mengenai apa yang dikerjakan? Apakah itu akan menentukan tingkatan dari rasa sakit saat menghadapi sakaratul maut? Apakah mungkin, ada kaitannya mengenai prilaku kebaikan dan prilaku kejahatan/keburukan.
Berarti jika dipelajari perlahan, apakah itu menyangkut amalan?. Sedangkan terdapat dua amalan yang biasa terdengar ditelinga yaitu Amalan baik dan amalan buruk. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Amalan baik berasal dari perbuatan baik umat manusia dan akan menambahkan pahala. Sedangkan amalan buruk merupakan hasil perbuatan buruk atau jahat yang dilakukan oleh manusia dan akan menambah dosa. Wah, berarti kemungkinan itu, akan menjadi bekal sejak awal Sakaratul Maut?
Ternyata hal itu, dibenarkan dalam kita suci Al-Qur'an. Mengenai barang siapa memiliki bekal amal baik yang banyak, maka ia akan dipersilakan masuk ke dalam surga oleh malaikat. Begitupun sebaliknya, selain surga ada neraka.
Berarti sakaratul maut yang akan dirasakan setiap mahluk bernyawa berbeda-beda. Ternyata dari tafsiran surat Al-Anfal Ayat 50, saat malaikat maut mencabut nyawa, malaikat tersebut sambil memukul wajah dan bagian punggung, seperti dipaksa. Ya Tuhan betapa besar kuasa Allah SWT.
Pantas jika melihat sakaratul maut pada unggahan di kanal YouTube Agung Fariezqi dan
Penyet 21 itu, begitu mengerikan. Dari sakratul maut tersebut dapat diambil hikmah, bahwa rasa sakit tergantung pada amal perbuatan yaitu Hablumminallah, Wahablumminannas.
Kematian itu, sangat dekat. Ketika sakaratul maut sudah ditetapkan Allah, tidak ada penghalang tak kenal kondisi dan keadaan. "Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. (QS. An-Nisa' 4: Ayat 78)."
Kesadaran diri untuk tidak berbuat zalim, mengusik kehidupan orang lain, hanya karena duniawi yang merugikan diri. Tiba waktunya sakaratal maut, kain kafan dan amalanlah yang dibawa mati. Sedang semua perkara juga kembali kepada yang Maha Pencipta. Namun apakah benar, Allah akan membalas semua prilaku selama hidup di dunia?
Kesadaran diri untuk tidak berbuat zalim, mengusik kehidupan orang lain, hanya karena duniawi yang merugikan diri. Tiba waktunya sakaratal maut, kain kafan dan amalanlah yang dibawa mati. Sedang semua perkara juga kembali kepada yang Maha Pencipta. Namun apakah benar, Allah akan membalas semua prilaku selama hidup di dunia?
"Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya,” (QS. Al-An’am: 93).
Ternyata benar, sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-An'am tersebut. Kebenaran Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sungguh luar biasa.
Petikan hikmah dahsyatnya sakaratal maut menjadi pelajaran berharga, bahwa sakitnya sakaratal maut tergantung pada amalan. Mengingatkan, terdapat penyesalan mayit di alam kubur, meminta dihidupkan kembali karena untuk memperbaiki amalannya. Namun Allah tidak memberikan kesempatan, berarti di dunia inilah tempat mengumpulkan bekal sampai ajal menjemput.
Islam mengajarkan adab dalam hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan manusia agar tidak bersifat angkuh, menyakiti sesama dan bertindak diluar batas perikemanusiaan. Ajaran tersebut tuntunan dari Nabi Muhammad SAW, sebagai rasul yang diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Berharap muslim dan muslimat menjadi golongan yang Allah ridai di akhirat kelak. Menonton video sakaratal maut akan mengingatkan diri, bahwa suatu saat akan kembali kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman-Nya:
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku."
(QS. Al-Fajr [89]: 27-30).
Semoga Allah SWT membuka mata hati yang keras, membuka panca indra yang telah di butakan-Nya dan ampunan selalu bagi muslimin dan muslimat semuanya. Kelak dimasukan pula golongan hamba-Nya yang beriman. Berbagai kisah nyata mengenai kematian, pengingat bahwa suatu saat akan tiba giliran merasakan dahsyatnya sakaratul maut. Sebagai awal menuju kehidupan yang kekal abadi.
(QS. Al-Fajr [89]: 27-30).
Semoga Allah SWT membuka mata hati yang keras, membuka panca indra yang telah di butakan-Nya dan ampunan selalu bagi muslimin dan muslimat semuanya. Kelak dimasukan pula golongan hamba-Nya yang beriman. Berbagai kisah nyata mengenai kematian, pengingat bahwa suatu saat akan tiba giliran merasakan dahsyatnya sakaratul maut. Sebagai awal menuju kehidupan yang kekal abadi.