Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tersirat Hikmah Pada Kematian

Setiap yang bernyawa akan mengalami mati. Kalimat tersebut menjelaskan, setiap orang akan mengalami kematian. Meninggalkan segala perkara dunia selama-lamanya. Kematian yang terjadi, dapat diambil hikmah bahwa kematian akan dirasakan setiap mahluk bernyawa. 

Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah telah menerangkan bahwa kematian tidak dapat ditunda dan didahulukan, karena semua mahluk ciptaanya yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Dialah Allah yang maha mengetahui segala perkara dalam ketetapannya. 

Sebagai hamba, tentu menjadikan kematian pengingat dalam hidup. Ketika kematian sudah tiba, tiada penghalang untuk menunda. Hal itu, dijelaskan dalam surah An-Nahal, berbunyi: “Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan mendahulukannya sedetikpun”. (QS. An-Nahl [16]: 61).
Seandainya Allah menerangkan kematian kepada setiap orang dari waktu dan tanggal yang diketahui, maka berlomba-lomba dalam kebajikan kian digaungkan dan dijalankan setiap waktu. Namun itulah kehendak Allah, yang tak satupun mahluk bernyawa mengetahui kapan kematiannya datang. Sebab, Kematian adalah rahasia milik Allah. 

“Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji siapa diantara kalian yang terbaik amalnya”. (QS. Al-Mulk [67]: 02).

Sebagai rahasiaNya, kematian memang tidak diketahui. Namun tidak dapat pula lari dari kematian, yang akan dilalui dan dirasakan setiap mahluk yang bernyawa. Dalam kematian terdapat hikmah pelajaran hidup, agar mempersiapkan diri. Allah menjelaskan;

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jumu’ah [62]: 09).

Kematian tidak mengenal kondisi, tua dan muda. Sehat dan sakit. Sebab semua itu mutlak rahasia Allah. Terkadang kematian datang dari saudara atau keluarga, dengan berbagai kondisi. Disebabkan karena sakit, faktor usia, bahkan dalam keadaan sehat. Semua itu terjadi atas ketetapannya, maka persiapan menghadapi kematian tidak bisa disepelekan. 

Disaat kematian tiba, segala amal perkara akan dihimpun. Baik dan buruk, besar dan kecil selama hidup di dunia. Dunia adalah tempat persinggahan sementara, sedangkan akhirat adalah kehidupan selama-lamanya. Dalam kehidupan sebagai tempat untuk mempersiapkan tujuan akhir dan memperbanyak amal yang berguna. 

Petikan hikmah dari kematian dapat memberikan kesadaran, bahwa akan tiba waktunya giliran untuk dipanggil menghadap Allah. Dalam hidup, alangkah baiknya untuk saling mengingatkan supaya mempersiapkan bekal menghadapNya. Hidup memang sekali maka hiduplah yang berarti, untuk mendapatkan hasil yang baik. 

Allah SWT memiliki sifat Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Namun Dialah Allah, Tuhan yang Maha Esa, telah mempersiapkan segala fase-fase kehidupan sejak dalam kandungan sampai pada tujuan akhir yang telah di tentukan. 

Memaknai hal itu, bukan berarti tidak berfikir akan kematian dan balasan Allah atas segala perkara dunia. Sebab semua amal perbuatan akan dipertanggung jawabkan. Kematian adalah awal kehidupan di akhirat, fase alam kubur senantiasa dialami setiap hamba sampai hari kebangkitan. 

Maka dalam kematian tersirat hikmah pelajaran berharga. Betapa sakitnya sakratal mau, saat perpisahan antara raga dan roh. Sakitnya sakratal maut sungguh luar biasa, sesuai pada kebiasaan selama hidup. Hal tersebut dijelaskan dalam HR Bukhari 6029:

"Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut (kepedihan)”.

Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: “Menuju Rafiqil A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas (HR Bukhari 6029)."

Sakitnya sakaratul maut dalam menghadapi kematian terasa mengerikan. Hal itu, mengingatkan bahwa semua yang bernyawa akan mengalami kematian dan akan dikembalikan kepada Allah. Bukan hal mustahil bagi Allah menetapkan segala perkara, tapi hanya Dialah maha mengetahui dan maha segalaNya. 

Semoga hikmah pada kematian memberikan  melunakkan hati agar senantiasa saling berbuat kebaikan dan mempersiapkan diri, sewaktu-waktu tibalah giliran untuk menghadapi kepadaNya. Sebagai manusia tentu memiliki kehilafan dan kelalaian. Namun selagi diberikan kesempatan bernafas, hendaklah mengingat dan memohon ampunan. 

Maka petikan hikmah pada kematian, dapat meningkatkan keimanan, mengharap kerida'an Allah SWT. Walaupun semua atas kehendakNya, namun bersyukur masih diberikan waktu untuk kembali ke jalanNya adalah suatu anugerah, sampai tiba waktu panggilan menghadap Allah dan meninggalkan segala urusan dunia selama-lamanya.