Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bebai Nyuncun Pahar Tradisi Masyarakat Pesisir Barat

Nyuncun Pahagh adalah tradisi masyarkat melayu di Indonesia sebagai warisan zaman dahulu. Bebai nyuncur pahagh artinya wanita (ibu-ibu) membawa pahagh pada saat membawa makanan untuk doa bersama atau upacara adat.

Istilah Bebai Nyuncun Pahagh berasal dari 3 suku kata yakni Bebai artinya wanita, Nyuncun berarti penjunjung di atas kepala.
Sedangkan Pahagh adalah semacam wadah panganan berkaki. 

Pahagh sudah ada sejak lama dan banyak digunakan pada kegiatan upacara adat lainnya. Pahagh terbuat dari kuningan yang memiliki penutup terbuat dari daun tumbuhan yang dibuat di lapisi kain.

Pahagh juga digunakan tempat makanan saat berziarah makam secara bersamaan dengan masyarakat pada waktu setelah idul fitri tepatnya di bulan Syawal. 
Pahagh akan dibawa para wanita dengan cara di cuncun/ menyuncunnya diatas kepala masing-masing. Pahagh berisi makanan siap saji seperti sayur, lauk pauk, dan nasi untuk di kumpulkan dan disatukan pada tempat tujuan secara massal. 

Kemudian makanan tersebut akan dinikmati bersama setelah acara ziarah makam selesai. Selain itu, penggunaan pahagh lainnya ialah tempat peralatan ijab kabul pada upacara pernikahan. 

Cara Menggunakan Pahagh Melayu

Pahagh perlu di bersihkan baik saat akan digunakan atau ketika ingin disimpan. Caranya bersihkan dengan air dan jeruk nipis. Kemudian bersihkan dengan kain sampai kering. 

Pahagh sejenis nampan berkaki, memiliki penutup yang disebut tudung (payung pahagh) dan memiliki kain yang disebut kain tuala. Kain tuala akan dialaskan diatas pahagh, lalu makanan dimasukan kedalam mangkuk kecil dan di tutup dengan tudung.

Kemudian pahgah diangkat dengan memegang bagian kaki pahagh dan diangat untuk di kepala.