Perbedaan Siger Saibatin dan Pepadun
Siger dalam Bahasa daerah menyebutnya "Sigogh" adalah hiasan kepala yang dipakai oleh pengantin wanita di daerah Lampung saat prosesi adat istiadat. Siger memiliki bentuk segitiga yang berwarna kuning keemasan sebagai ciri khasnya.
Diketahui siger memiliki lekukan yang berjumlah tujuh dan sembilan. Siger ini ialah sebuah simbol kebanggan mayarakat lampung, di daerah dalam upacara adat dan kesenian.
Diketahui siger memiliki lekukan yang berjumlah tujuh dan sembilan. Siger ini ialah sebuah simbol kebanggan mayarakat lampung, di daerah dalam upacara adat dan kesenian.
Pembuatan hiasan mahkota Siger ini berasal dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam yang dipadukan dengan cat pewarna, sehingga nampak seperti keemasan.
Mengetahui kedua siger antara saibatin dengan pepadun tidaklah sulit. Jika dilihat dari bentuk gambar masing-masing. Tapi siger saibatin sangat khas nuansa melayu. Di daerah Sumatra bagian selatan, juga memakai siger saat menggelar pernikahan.
Lebih mudah mengetahui kedua siger ini. Untuk lebih jelas memahaminya, dilansir dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Siger sebagai berikut:
1. Siger Saibatin
Siger saibatin ini terdapat 7 lekukan yang berbetuk segitiga dengan hiasan batang/pohon sekala yang tertancap di celah masing-masing lekuknya sebagai pelengkap menghiasi mahkota.
Tujuh lekukan ini ternyata memiliki makna tersendiri dan sekaligus menunjukan bahwa terdapat tujuh adok/gelar atau sebutan pada masyarakat meliputi Suttan/dalom, jukuan/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton.
Sebutan tersebut dipakai untuk pengganti nama dalam bertutur. Sehingga tidak memanggil nama tapi dengan adok, atau untuk sapaan menyebut nama seseorang.
Sedangkan dilihat dari bentuknya, maka siger saibatin terlihat seperti Rumah Gadang. Rumah ini tepatnya di Pagaruyung daerah Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat. Dengan demikian adat budaya Lampung saibatin masih memiliki pengaruh dari Pagaruyung, Sumatra.
1. Siger Saibatin
Tujuh lekukan ini ternyata memiliki makna tersendiri dan sekaligus menunjukan bahwa terdapat tujuh adok/gelar atau sebutan pada masyarakat meliputi Suttan/dalom, jukuan/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton.
Sebutan tersebut dipakai untuk pengganti nama dalam bertutur. Sehingga tidak memanggil nama tapi dengan adok, atau untuk sapaan menyebut nama seseorang.
Sedangkan dilihat dari bentuknya, maka siger saibatin terlihat seperti Rumah Gadang. Rumah ini tepatnya di Pagaruyung daerah Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat. Dengan demikian adat budaya Lampung saibatin masih memiliki pengaruh dari Pagaruyung, Sumatra.
Di daerah Sumatra Selatan dan bagiannya, siger dipakai untuk upacara adat, kesenian, dan pentas budaya. Keberadaan Siger, salah satu menunjukan bahwa kearifan lokal masyarakat melayu, hiasan di kepala perempuan.
2. Siger Pepadun
Untuk siger pepadun ini mempunyai 9 lekukan. Selain itu, jika siger adat saibatin tampak dari depan hanya satu lempengan saja. Bentuknya besar, dan berwarna seperti keemasan.
2. Siger Pepadun
Tapi jika di amati siger pepadun ini, terlihat seperti dua sigar yang dipadukan dari depan dan belakang yang disatukan dan dimasukkan ke kepala saat akan dipakai.
Terlihat tampak depan dan belakang siger pepadun ini seperti dua siger yang menyatu dihiasi oleh pernak pernik seperti biasanya. Siger pepadun memiliki lekukan Sembilan yang berartikan bahwa terdapat Sembilan Marga yang bersatu yakni membentuk "Abung Siwo Megou".
Untuk warna kedua siger, sama sama kuning keemasan. Pada saat prosesi pernikahan atau acara adat lainnya, siger ini dipakai oleh wanita. Jika zaman dahulu mahkota siger dipakai setiap hari sebagai bentuk keagungan dari seorang wanita. (Sumber foto: instagram @alankrismadi)
Terlihat tampak depan dan belakang siger pepadun ini seperti dua siger yang menyatu dihiasi oleh pernak pernik seperti biasanya. Siger pepadun memiliki lekukan Sembilan yang berartikan bahwa terdapat Sembilan Marga yang bersatu yakni membentuk "Abung Siwo Megou".
Untuk warna kedua siger, sama sama kuning keemasan. Pada saat prosesi pernikahan atau acara adat lainnya, siger ini dipakai oleh wanita. Jika zaman dahulu mahkota siger dipakai setiap hari sebagai bentuk keagungan dari seorang wanita. (Sumber foto: instagram @alankrismadi)