4 Kriteria Pemimpin Dalam Islam
Pemimpin dalam islam tidak luput dari sistem yang diajarkan Rasulullah SAW yang dapat dijadikan pedoman. Karena sudah diatur dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Salah satunya terdapat pada QS Al-Ahzab:21.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi contoh untuk umat islam. Sifat dan kriteria pemimpin sesuai ajaran Rasulullah SAW, meliputi 4 sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fathonah. Keempatnya memiliki arti yang dapat diterapkan oleh pemimpin sebagai sunnah Rasulullah SAW.
Peran pemimpin dalam islam sangat besar tanggung jawabnya dan sungguh dahsyat dihadapan tuhan. Sehingga sebagai contoh pemimpin tertinggi umat Muslimin seperti Khalifah Umar bin Khattab, yang menguasai (memimpin) di wilayah Jazirah Arab Islam, ia tidak pernah malu memanggul sendiri makanan pokok yang akan dibagikan kepada warganya.
1. Sidiq
Kejujuran adalah kriteria utama pemimpin, dan lawan dari jujur adalah dusta. ia memiliki arti kecocokan sesuatuse bagaimana dengan fakta yang terjadi. Di antaranya yaitu kata “rajulun shaduq (sangatjujur)”, yang lebih mendalamkannya daripada shadiq (jujur).
Allah SWT mengisyaratkan kepada muslimin untuk senantiasa bersama orang-orang yang jujur. Hal tersebut tertuang pada Al-Qur’an surat At-taubah ayat 119, yang artinya;
Rasulullah SAW bersabda mengenai pentingnya kejujuran dan jauhi dusta. Karena sifat dusta akan membawa kerugian.
2. Amanah
Nabi Besar Muhammad SAW telah menunjukan kualitas pribadinya kepada masyarakat sebelum diangkat oleh Allah SWT menjadi Rasul kepada masyarakat Quraish. Nabi Muhammad SAW mendapatkan gelar Al-amin artinya dapat dipercaya.
3. Tablig
Tablig adalah komunikatif dalam berkomunikasi yang harus dimiliki oleh pemimpin karena akan berhadapan langsung dengan rakyat. Maka komunikasi sangat penting bagi pemimpi agar terjalinnya hubungan yang baik kepada masyarakat.
4. Fathonah
Fathonah adalah cerdas, sikap pemimpin memiliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya sehinga memiliki kepercayaan diri dalam mengemban amanah rakyat. Pemimpin yang cerdas akan memberikan manfaat dalam memecahkan suatu masalah dan persoalan yang terjadi pada rakyatnya.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi contoh untuk umat islam. Sifat dan kriteria pemimpin sesuai ajaran Rasulullah SAW, meliputi 4 sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan Fathonah. Keempatnya memiliki arti yang dapat diterapkan oleh pemimpin sebagai sunnah Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW pernah memperingatkan kepada para pemimpin, siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Sesuai sabdanya berbunyi;
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR Bukhari dan Muslim).
Peran pemimpin dalam islam sangat besar tanggung jawabnya dan sungguh dahsyat dihadapan tuhan. Sehingga sebagai contoh pemimpin tertinggi umat Muslimin seperti Khalifah Umar bin Khattab, yang menguasai (memimpin) di wilayah Jazirah Arab Islam, ia tidak pernah malu memanggul sendiri makanan pokok yang akan dibagikan kepada warganya.
4 Makna Kriteria Pemimpin Dalam Islam
Rasulullah menerapkan 4 kriteria pemimpin dalam Islam yaitu Sidiq berarti jujur, baik dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti dapat dipercaya saat menjaga tanggung jawabnya, Tablig berarti menyampaikan segala macam kebaikan kepada rakyatnya dan fathonah berarti cerdas dalam mengelola masyarakat.
Pemimpin dalam Islam sesuai ajaran Rasulullah SAW, dapat dipahami melalui 4 kriteria tersebut. Berikut makan pemimpin dalam Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
1. Sidiq
Kejujuran adalah kriteria utama pemimpin, dan lawan dari jujur adalah dusta. ia memiliki arti kecocokan sesuatuse bagaimana dengan fakta yang terjadi. Di antaranya yaitu kata “rajulun shaduq (sangatjujur)”, yang lebih mendalamkannya daripada shadiq (jujur).
Al-mushaddiq yakni orang yang membenarkan setiap ucapanmu, sedang ash-shiddiq ialah orang yang terus menerus membenar-kan ucapan orang, dan dapat juga orang yang selalu membuktikan ucapannya dengan perbuatan secara langsung.
Syarat utama pemimpin adalah kejujuran. Pemimpin yang jujur akan memberikan pengaruh positif ke masyarakat dengan kualitas kejujurannya. Kejujuran seorang pemimpin akan mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Allah SWT mengisyaratkan kepada muslimin untuk senantiasa bersama orang-orang yang jujur. Hal tersebut tertuang pada Al-Qur’an surat At-taubah ayat 119, yang artinya;
“Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yangbenar.”(QS. At-Taubah:119)
Rasulullah SAW bersabda mengenai pentingnya kejujuran dan jauhi dusta. Karena sifat dusta akan membawa kerugian.
2. Amanah
Nabi Besar Muhammad SAW telah menunjukan kualitas pribadinya kepada masyarakat sebelum diangkat oleh Allah SWT menjadi Rasul kepada masyarakat Quraish. Nabi Muhammad SAW mendapatkan gelar Al-amin artinya dapat dipercaya.
Sebagai salah satu contoh kejadian dalam peristiwa sengketa antar pemuka Quraish terkait peletakan batu hajar aswad setelah Ka’bah di renovasi, meraka menunjuk dan dengan senang hati menerima Muhammad sebagai arbitrer, padahal Nabi Muhammad belum termasuk pembesar.
Amanah merupakan sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang termasuk pemimpin. Pemimpin yang baik akan menjaga dan memprioritaskan kepercayaan masyarakat. Supaya terjalinnya hubungan yang baik antar masyarakat dan pemimpinnya.
Amanah merupakan sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang termasuk pemimpin. Pemimpin yang baik akan menjaga dan memprioritaskan kepercayaan masyarakat. Supaya terjalinnya hubungan yang baik antar masyarakat dan pemimpinnya.
Sifat amanah identik dengan tanggung jawab. Tanggung jawab seorang pemimpin akan dipertanggung jawabkan di akhirat.
Pada pemahaman nilai pemimpin dalam perspektif Islam bukanlah raja yang mesti selalu dilayani dan diikuti segala macam keinginannya, akan tetapi pemimpin adalah khadim.
Pepatah Arab menyebutkan terkait dengan pemimpin dalam Islam ialah “sayyidulqaumi khodimuhum”, bahwa pemimpin pada masyarakat adalah sebagai pelayan mereka.
Pemimpin yang baik harus mampu merepakan waktu, tenaga, pikiran, dalam melayani rakyatnya. Tidak bersifat individu untuk kepentingan sendiri karena pemimpin sebagai kaki tangan rakyat dan rakyat harus menghormati dan menghargai pemimpinnya.
Pemimpin yang baik harus mampu merepakan waktu, tenaga, pikiran, dalam melayani rakyatnya. Tidak bersifat individu untuk kepentingan sendiri karena pemimpin sebagai kaki tangan rakyat dan rakyat harus menghormati dan menghargai pemimpinnya.
3. Tablig
Tablig adalah komunikatif dalam berkomunikasi yang harus dimiliki oleh pemimpin karena akan berhadapan langsung dengan rakyat. Maka komunikasi sangat penting bagi pemimpi agar terjalinnya hubungan yang baik kepada masyarakat.
Pemimpin harus membuka diri kepada rakyat supaya terbentuknya simpati dan kasih sayang. Pemimpin yang terbuka bukan harus mencurahkan hati atas segala hal yang dirasakan tetapi membangun kepercayaan sebagai amanah yang diberikan rakyat.
Melalui komunikasi yang baik agar searah dengan rakyat. Kekuatan komunikasi seorang pemimpin dapat dilihat dari keberaniannya dalam menyatakan kebenaran meskipun konsekwensinya berat.
Istilah Arab mengungkapkan “kul al-haq walau kaana murran”, katakanlah/sampaikanlah kebenaran meskipun terasa pahit. Kredibilitas pemimpin terbuka akan memberkan citra positif kepada rakyat dan yang maha kuasa. Itulah salah satu ciri pemimpin sejati yang harus diterapkan.
4. Fathonah
Fathonah adalah cerdas, sikap pemimpin memiliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya sehinga memiliki kepercayaan diri dalam mengemban amanah rakyat. Pemimpin yang cerdas akan memberikan manfaat dalam memecahkan suatu masalah dan persoalan yang terjadi pada rakyatnya.
Tidak mudah frustasi menghadapi berbagai masalah kehidupan tapi mampu memberikan solusi dan merangkul berbagai elemen di masyarakat. Membiarkan masalah berlarut-larut bukan perkara mudah tapi itulah sosok pemimpin yang harus menjalankan amanah dengan baik.
Sebagai bukti bahwa kecerdasaran sangat dianjurkan ialah “Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS.Al Mujadalah:11)
Pemimpin yang cerdas haus akan ilmu, karena dengan iman dan ilmu, derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT. Walaupun berbagai macam cobaan cacian dan hinaan serta masalah hidup sebagai ujian yang maha kuasa.
Namun tetap berprasangka baik kepada Allah SWT yang maha mengetahui dari apa yang tidak diketahui setiap manusia. Pemimpin yang baik akan menghasilkan kebijakan yang dapat memberikan manfaat kepada rakyatnya.