Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budaya Hahiwang Sastra Lama Dengan Bahasa Daerah Lampung

Tradisi Hahiwang merupakan salah satu jenis puisi lama sejak zaman dahulu sebelum Provinsi Lampung di resmikan. Hahiwang dibawakan dengan cara mendayu seperti nada menangis.

Melantunkan hahiwang seperti irama tangisan sedih. Sebab, Hahiwang sendiri tertulis bait-baiy kesedihan atau kejadian dan mengandung pesan/nasihat untuk saling mengingatkan.

Hahiwang sebagai sastra tradisional warisan leluhur melayu. Membawakan hahiwang tidaklah mudah, karena menempatkan nada tinggi, dan rendah dengan irama sedih.
Hahiwang juga dapat digunakan meliputi:
1. Sarana pelestarian budaya, terkenang pada saudara, kakek/nenek, buyut yang sudah tiada.

2. Sebagai upacara pernikahan disaat pengantin wanita akan mengikuti suaminya.

3. Ketika anak gadis akan menikah atau saat anak gadis tudau maupun sebambangan.

4. Pada zaman dulu hahiwang juga digunakan pada kegiatan budaya.

5. Sebagai nyanyian disaat menidurkan anak, dan penghibur ketika anak sedang menangis.

6. Digunakan sebagai pengisi waktu luang, seperti bersantai dan bersenda gurau dengan keluarga.

Budaya Hahiwang memang tradisi yang tak bisa terlupakan sebagai warisan leluhur sebelum Provinsi Lampung di resmikan. Ini merupakan seni, yang memiliki makna nasihat dan menghibur. 

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menggerakkan pemahaman budaya akan berdampak terhadap minimnya penguasaan tradisi Hahiwang tersebut. Padahal kita harus bangga dengan banyaknya budaya melayu yang harus di lestarikan karena Budaya Melayu tidak akan pernah hilang di bumi, selagi bumi dihuni manusia.